PEMANFAATAN
JERAMI SEBAGAI PAKAN TERNAK POTENSIAL
Oleh: Sasongko WR dan Farida Sukmawati M
Pendahuluan
Ternak bagi sebagian petani,
merupakan komponen usahatani yang tidak kalah pentingnya dengan usaha utamanya
seperti padi, tembakau, palawija dan sebagainya. Walaupun ternak hanya berfungsi sebagai usaha
sampingan dan tabungan tetapi kehidupan ternak menjadi perhatian sepanjang hari. Sebagai mahluk hidup ternak membutuhkan
makanan dan minum yang harus disediakan sepanjang hari.
Namun ketersediaan pakan
sepanjang tahun yang sangat tergantung pada musim menyebabkan hijauan pakan
melimpah pada musim hujan sedangkan pada musim kemarau sangat kurang. Disamping itu sumber-sumber pakan itu sendiri
sudah mulai berkurang disebabkan pergeseran pengunaan lahan. Semula lahan penggembalaan cukup luas,
kemudian beralih fungsinya menjadi lahan pertanian, selanjutnya sebagian
menjadi lokasi bangunan perumahan, gudang dan lainnya. Kondisi demikian juga menyebabkan sumber
pakan terbatas. Alternatif jalan
keluarnya adalah dengan memanfaatkan limbah pertanian.
Limbah Pertanian
Khususnya untuk ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau, kambing atau domba, terdapat beberapa jenis limbah pertanian
dapat diberikan secara langsung atau diproses fermentasi terlebih dahulu
sebelum diberikan. Limbah pertanian
seperti jerami baik itu jerami kacang, jerami padi atau jerami jagung menjadi
alternatif penting sebagai penyedia pakan terutama untuk mengatasi kekurangan
hijauan pada musim kemarau. Walaupun
masih banyak peternak yang belum memanfaatkan limbah pertanian tersebut, salah
satu penyebabnya adalah pengetahuan yang lebih jelas. Jika peternak tetap bertahan pada rumput
alam, rumput gajah, tanaman legum pohon yang diberikan dalam bentuk segar, maka
yang terjadi adalah ternak tidak mendapatkan pakan yang cukup sehingga dapat
berakibat pada penurunan produksi.
Ternak dapat kehilangan berat badan, atau kemampuan reproduksinya
menurun pada saat kekurangan pakan.
Pengertian Jerami
Yang dimaksud jerami adalah
bagian batang tumbuhan yang setelah dipanen bulir-bulir buahnya baik bersama
tangkainya atau tidak dikurangi dengan akar dan sisa batang yang disabit dan
masih tegak dipermukaan tanah. Produksi jerami padi bervariasi yaitu dapat
mencapai l2- 15 ton per hektar satu kali panen, atau 4-5 ton bahan kering
tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan. Jerami
padi dihasilkan 1-2 kali di daerah kering, dan sebagian petani masih membiarkannya
tertumpuk pada lahan sawah sampai datangnya musim tanam kembali.
Jerami padi melimpah selama musim
hujan, namun langka pada musim kemarau. Jumlahnya cukup besar dan belum sepenuhnya
dimanfaatkan, potensinya sebagai salah satu sumber makanan ternak memang
memiliki nulai nutrisi yang relatif rendah.
Daya Cerna Jerami
Jika dibandingkan dengan rumput
maka daya cerna jerami padi lebih lambat.
Yang dimaksud daya cerna adalah lamanya makanan berada dalam saluran
pencernaan sejak mulai masuk dari mulut sampai keluar melalui anus. Untuk jerami padi waktu cerna dapat mencapai
5-12 hari, sedangkan rumput hanya 2-3 hari saja. Semakin cepat waktu cernanya maka ternak
makin mudah lapar lagi dan akan mengkonsumsi makanan lebih banyak. Sebaliknya makin lambat proses pencernaan
maka hewan juga akan membutuhkan waktu yang lama untuk lapar kembali sehingga
menyebabkan jumlah pakan yang dikonsumsi lebih sedikit. Ditambah lagi nilai nutrisi jerami yang
relatif rendah menyebabkan nutrisi yang masuk ke tubuh ternak jga sedikit dan
ternak menjadi kekurangan nutrisi.
Penghambat daya cerna pada jerami
adalah kandungan lignin, silika dan kutin yang relatif tinggi karena jerami
adalah tanaman yang sudah tua dan telah melewati fase generatif (sudah
berbuah). Namun potensi jerami sebagai
sumber energi cukup baik. Pengolahan dan
Pengawetan jerami merupakan upaya untuk dapat meningkatkan daya cerna dan
mempertahanakan kualitas selama mungkin selama penyimpanan. Jerami bisa disimpan dan diawetkan dengan
cara pengeringan (haylage) dan silage.
Pengolahan Jerami
Pengolahan yang dimaksud di sini
adalah daya upaya untuk meningkatkan daya cerna jerami sesuai dengan kualitas
rielnya. Efektifitas cerna
mikroorganisme ditingkatkan agar dapat menghancurkan lignin, silika dan kutin,
di samping itu masih dapat meningkatkan kandungan protein.
Kandungan zat-zat makanan pada
jerami padi
Uraian Kandungan (%)
Bahan kering (BK)
Protein kasar (% BK)
Serat kasar (% BK)
Lemak (% BK) 47,95
4,04
31,62
0,53
Pengawetan Jerami
Jerami bisa disimpan dalam
keadaan segar dan kering. Pada
prinsipnya dalam upaya menyimpan jerami agar tidak mengalami kerusakan selama
penyimpanan, perlu diusahakan agar tidak terjadi perkembangan jamur dan bakteri
yaitu dengan menambahkan urea.
Peyimpanan segar :
Bahan-dan alat :
Jerami
segar seberat 500 kg
Urea
7,5 kg
Terpal 2 buah
Sabit/Parang
Tali
plastik
Cara mengawetkan :
Jerami
padi segar setelah dipanen, dikumpulkan kemudian dikat padat atau dipres
Bagian
ujung jerami yang tidak rata dipotong dan dirapikan pada saat jerami dipres
(ditekan atau dipadatkan).
Terpal
plastik dibentangkan di atas tanah karena nantinya jerami akan dibungkus dengan
terpal tersebut. Kemudian jerami
diletakan secara berlapis-lapis, setiap lapisan ditaburi urea secara merata.
Jika
telah cukup, maka terpal plastik digunakan sebagai pembungkusnya dan diupayakan
agar padat dan rapat agar udara tidak masuk.
Terpal
diikat kencang agar udara tidak masuk kedalam bungkusan jerami.
Jerami
dapat disimpan selama 30-90 hari.
Sebelum diberikan pada ternak, pembungkus jerami (terpalnya) dibuka dulu
dan biarkan jerami diangin-anginkan.
Setelah itu siap diberikan pada ternak.
Amoniasi Jerami
Amoniasi jerami padi merupakan
pengolahan jerami dengan menggunakan urea untuk meningkatkan manfaat
jerami. Cara ini merupakan teknik
mengolah jerami dengan biaya murah, mudah dilakukan, aman bagi peternak maupun
bagi ternak dan memberikan keuntungan meningkatkan kadar N (nitrogen). Dengan mencampurkan urea dan air pada jerami
padi maka akan terjadi proses hidrolisa, selanjutnya dengan enzim urease, urea
akan terurai menjadi ammonia dan CO2.
Bahan yang diperlukan.
Jerami
padi (basah atau kering),
Urea
Air
Alat-alat :
Lembaran
plastik
Timbangan
Ember
plastik
Sabit/parang
Tempat
menimbun jerami
Cara membuat
Timbang
jerami sesuai yang dibutuhkan, kemudian dipotong-potong dengan ukuran 5-10 cm
Selanjutnya
urea ditimbang sebanyak 6% dari bobot jerami yang digunakan. Jika jerami yang diolah sebanyak 50 kg maka
urea yang dibutuhkan adalah 6% x 50 kg = 3 kg.
Sediakan
air bersih sebanding dengan jumlah jerami padi yang digunakan, maka air yang
dibutuhkan adalah 50 liter. Dari jumlah tersebut 30% digunakan untuk melarutkan
urea.
Jerami
dapat ditempatkan dalam lubang di tanah atau dengan drum ukuran : dalamnya 1 m; lebar 75 cm atau disesuaikan
dengan jumlah jerami yang akan diolah.
Jerami
dimasukkan ke dalam lubang atau drum secara berlapis-lapis setebal 10-20 cm.
Setiap lapisan disemprotkan dengan larutan urea + air secara merata.
Susunan
jerami makin ke atas makin kecil (berbentuk kerucut). Jika pembuatan jerami dalam lubang sebaiknya
setiap lapisan dipadatkan dengan diinjak-injak.
Untuk
dapat mempercepat proses pemecahan lignin (lapisan sel pada jerami) maka gunakan daun Gamal (Glirisidia maculata)
untuk meningkatkan kadar protein serta mempercepat proses amoniasi.
Setelah
itu jerami ditutup dengan plastik secara rapat. Setelah 1 bulan jerami dapat
diberikan pada ternak.
Jerami Fermentasi
Berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan kualitas jerami padi, baik dengan cara fisik, kimia maupun
biologis. Tetapi cara-cara tersebut biasanya disamping mahal, juga hasilnya
kurang memuaskan. Dengan cara fisik misalnya, memerlukan investasi yang mahal;
secara kimiawi meninggalkan residu yang mempunyai efek buruk sedangkan dengan
cara biologis memerlukan peralatan yang mahal dan hasilnya kurang disukai
ternak (bau amonia yang menyengat). Cara yang relatif murah, praktis dan
hasilnya sangat disukai ternak adalah fermentasi dengan menambahkan bahan
mengandung mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik dan bersifat
fiksasi nitrogen non simbiotik (contohnya : starbio, starbioplus, EM-4 dan
lain-lain).
Bahan.
Jerami : 1 ton
Urea : 6 kg
Starbio
atau bahan sejenis : 6 kg
Air secukupnya
Tempat pembuatannya harus ada
naungan/atap terhindar dari hujan dan sinar matahari langsung.
Cara Pembuatan :
Jerami
kering panen dilayukan selama ± 1 hari
untuk mendapatkan kadar air mendekati 60%, dengan tanda-tanda jerami
kita remas, air tidak menetes tetapi tangan kita basah.
Jerami
yang sudah dilayukan tersebut dipindahkan ke tempat pembuatan dengan cara
ditumpuk setebal 20-30 cm (boleh diinjak-injak)
Kemudian
ditaburkan urea, bahan pemacu mikroorganisme (starbio atau bahan sejenis) dan
air secukupnya kemudian ditumpuk lagi jerami.
Seperti cara di atas sehingga mencapai ketinggian +
1,5 m.
Tumpukan
jerami dibiarkan selama 27 hari (tidak perlu dibolak-balik).
Setelah
21 hari tumpukan jerami dibongkar lalu diangin-anginkan atau dikeringkan.
Jerami
siap diberikan pada ternak atau kita stok dengan digulung, dibuka dan disimpan
dalam gudang.
Tahan
disimpan selama ± 1 tahun.
Catatan :
Dalam membuat jerarni fermentasi
tidak perlu ditutup. Apabila membuat jerami fermentasi dalam jumlah sedikit tumpukan
jerami bisa ditutup dengan sehelai karung goni. Selain jerami, bahan lain yang
bisa difermentasi untuk makanan ternak antara lain : alang-alang, pucuk tebu
dll. Alang-alang dibuat fermentasi dengan dilayukan terlebih dahulu dan harus
dipotong-potong antara 5-10 cm (bahan sama yaitu starbio dan urea).
Fungsi urea pada proses pembuatan
fermentasi adalah sebagai pensuplai NH4 ini digunakan sebagai sumber energi
bagi mikrobia dalam proses fermentasi. Jadi disini urea tidak sebagai penambah
nutrisi pakan. Bisa juga dikatakan sebagai katalisator dalam proses fermentasi.
Pustaka :
BIP. 1983.
Petunjuk Pengawetan Hijauan Makanan Ternak. Balai Informasi Pertanian NTB. Departemen
Pertanian.
BIP. 1986.
Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pakan Ternak. Departemen Pertanian. Ciawi.
Komar, A., 1984.
Teknologi Pengolahan Jerami sebagai Makanan Ternak. Yayasan Dian Grahita Indonesia.
Reksohadiprodjo, S. 1988.
Pakan Ternak Gembala. BPFE
Yogyakarta.
mf pak pemanfaatan urea itu beresiko tidak terhadap ternak kambing nya soaly takut malah jadi racun
BalasHapus